31 Juli 2008

Miras Bunuh 20 Orang di Merauke


*2 Warga di Sentani, 18 ABK Thailand di Merauke
JAYAPURA-Lagi-lagi minuman keras (Miras) membunuh warga. Diduga akibat mengkonsumsi minuman keras oplosan, 20 orang dilaporkan meregang nyawanya dalam waktu yang hampir bersamaan. Keduapuluh korban ini, dua diantaranya warga di Sentani, Kabupaten Jayapura, sedangkan 18 orang lainnya ABK di Merauke.
Dua warga Alang Alang Lima, Kampung Yokiwa, Sentani Timur, Kabupaten Jayapura itu meregang nyawa, Selasa (28/7).
Kedua korban adalah Yakob Wokum (36) seorang Petani dan Gerson Telenggen (21) seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Kota Jayapura.
Dari data yang dihimpun Cenderawasih Pos, kedua warga ini diduga tewas
karena mengkonsumsi miras jenis alkohol yang dioplos sendiri, bersama 3
orang temannya, bernama Yalilu Enembe, Welu Enembe dan Enggemen Enembe di Yoka, sehari sebelumnya.
Senin (28/7) pagi hari, kedua korban bersama dengan 3 orang temannya
tersebut, diduga melakukan pesta miras oplosan yang diduga dibelinya dari wilayah Abepura.
Diperkirakan mereka mengkonsumsi miras ini, hingga sore hari pukul 16.00 Wit, lalu mereka pulang ke rumah masing-masing di Alang Alang Lima, Kampung Yokiwa, Sentani Timur.
Namun, kedua korban setelah sampai di rumah, tiba-tiba mengalami kesakitan yang luar biasa di bagian perutnya dan sempat kejang-kejang, hingga keesokan harinya tewas. Diketahui, Yakob Wokum tewas Selasa (29/7) pukul 05.30 Wit, dan tidak berapa lama, menyusul Gerson Telenggen yang juga meregang nyawa sekitar pukul 07.30 Wit. Sedangkan, ketiga rekan korban dalam keadaan selamat.
Mendapat laporan warga yang meninggal akibat mengkonsumsi miras itu, aparat kepolisian dari Polsek Sentani Timur yang dipimpin Kapolsek Sentani Timur, IPTU Muh. Mukabsi langsung meluncur ke TKP dan membawa korban ke RSUD DOk II Jayapura untuk dilakukan otopsi.
Dari pantauan Cenderawasih Pos, beberapa warga Alang Alang Lima dan kerabat dari Yakob Wokum turut mengantar dan menunggu di Kamar Mayat RSUD Dok II Jayapura.
Kapolsek Sentani Timur Iptu Muh Mukabsi mengatakan, kedua korban diduga over dosis akibat menenggak minuman keras oplosan. "Jadi, tidak ada tanda-tanda kekerasan, yang jelas dugaan kami karena mengkonsumsi miras oplosan alias tidak memenuhi standar kesehatan tersebut," ujarnya.
Dalam kasus ini, jelas Kapolsek Muh Mukabsi, pihaknya masih melakukan penyelidikan dan telah memintai keterangan terhadap salah seorang teman korban yang bersama-sama menenggak minuman keras oplosan.
"Kami masih melakukan penyelidikan siapa penjual miras oplosan ini,
jika memang telah kami tangkap tentu akan kami jerat dengan UU Kesehatan
dengan ancaman hukuman penjara maksimal selama 10 tahun penjara," tandasnya.
Sementara itu, seorang gembala warga Alang Alang Lima, Banis Waliyu
mengaku sangat prehatin dengan kematian warganya yang diduga menenggak
miras jenis oplosan tersebut.
Untuk mencegah kejadian serupa, pihaknya meminta aparat kepolisian dan
pemerintah daerah melarang penjualan alkohol secara bebas.
ABK yang Tewas Jadi 18 Orang ////
Sementara dari Merauke dilaporkan, pesta miras oplosan yang dilakukan para ABK asal Thailand di atas kapal di Merauke telah menelan korban cukup banyak. Pasalnya, hingga Rabu (30/7) kemarin, terhitung 18 orang tewas dengan rincian ABK asal Thailand 16 orang, ABK asal Kamboja 1 orang dan penduduk Merauke 1 orang (bukan ABK, red). Lihat data.
Data yang diperoleh Cenderawasih Pos dari RSUD Merauke Rabu (30/7) kemarin menyebutkan, total korban Miras Oplosan yang masuk RSUD Merauke sejak Senin (28/7) sampai Rabu mencapai 122 orang. Dari jumlah tersebut 12 diantaranya meninggal dunia di RSUD Merauke (6 lainnya meninggal di atas kapal,red), 94 lainnya dipulangkan setelah menjalani perawatan, sementara 16 lainnya masih dirawat karena kondisinya dianggap belum stabil.
Para korban itu berasal dari 6 kapal yang akan dioperasikan oleh PT Bahtera Buana Mandiri diantaranya KM Mega Jaya 01, KM Mega Jaya 02, KM Cisadane 08 dan KM Cimandiri 09. ''Ya meski ini bukan suatu wabah, tapi melihat kejadian dan jumlah korban bisa dikatakan Kejadian Luar Biasa (KLB),'' kata Kadinkes Kabupaten Merauke drg Josef Rinta Riatmaka, M. Kes saat dihubungi, kemarin.
Banyaknya korban yang meninggal di rumah sakit itu dikarekan saat dibawa ke rumah sakit sudah dalam keadaan drop. "Tapi ada juga yang kelihatan baik-baik masih bicara, namun tiba-tiba drop dan meninggal. Juga ada yang sementara kita pasang inpus tapi kaget begini sudah meninggal,'' ungkap Direktur RSUD Merauke dr Petrus Tjia saat ditemui disela-sela kesibukannya menangani para pasien korban Miras tersebut.
Pihak rumah sakit tampaknya telah memberikan yang terbaik dalam menangani para korban miras tersebut, meskipun ada yang nyawanya tidak terselamatkan setelah dilakukan upaya pertolongan. Bahkan, sejak para korban tersebut mulai masuk ke RSUD Merauke terhitung Senin (28/7) tampak para petugas baik dokter, mantri dan suster sibuk melayani pasien dan memberikan pertolongan. Ruangan UGD yang ada seakan tak mampu menampung pasien korban Miras itu. sebagian terpaksa dirawat di bagian lorong UGD, sebagian di ruang pertemuan, dan lainnya di ruangan II dan III. Sementara yang terlihat sangat parah langsung dimasukan ke dalam ruangan ICU.
Tercatat, dari 5 korban yang masuk ICU semuanya meninggal dunia.. Sementara pada ruangan II dan III dari 35 korban yang dirawat 5 diantaranya meninggal dunia. Sedangkan 20 korban yang dirawat di ruang UGD, 1 diantaranya meninggal dunia. Sementara 22 yang dirawat di ruang pertemuan semuanya dinyatakan dapat tertangani.
Pihak rumah sakit sendiri belum memastikan penyebab kematian para korban itu karena sample sementara dikirim ke Makassar untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.
Namun menurut Petrus Tjia, kemungkinan besar karena para korban itu mengoplos Miras yang berkadar tinggi dengan miras yang lain. ''Ada yang kalau dicampur tidak boleh diminum karena berbahaya dan bisa mematikan,'' katanya. Kemungkinan lain, lanjutnya, para korban tersebut melakukan pencampuran dengan spritus. Hal itu, lanjut Petrus Tjia, dilihat dari gejala kebutaaan dari para korban yang meninggal. ''Dari yang meninggal itu kalau dia selamat pasti buta karena syarat sudah rusak. Dan itu kemungkinan ada campuran speritus. Tapi jelasnya akan diketahui lewat pemeriksaan laboratorium,'' jelasnya.
Diketahui, dari 122 yang masuk rumah sakit itu, 3 diantaranya tercatat sebagai warga Negara Indonesia. Mereka bukan tercatat sebagai ABK namun ikut minum saat mengantar para korban ABK itu ke atas kapal yang sedang berlabuh di Muara Kali Maro. Salah satunya adalah Johanes Gebze. Dia menuturkan, saat naik ke atas kapal, para ABK kapal itu duduk membuat lingkaran-lingkaran kecil sambil minum miras. ''Saya dikasih sedikit. Setelah minum saya pindah lagi ke lingkaran lainnya,'' katanya.
Sementara itu, keterangan yang diperoleh Koran ini menyebutkan selain Miras Sopi itu, mereka juga melakukan oplosan (pencampuran,red) dengan miras asal Thailand sejenis Sopi, Robhinson, Bir dan beberapa jenis minuman keras lainnya. Para korban ABK ini mulai pesta Miras selama satu hari penuh sejak Sabtu (26/7) yang dilanjutkan pada malam harinya.
Sementara itu, mereka yang tewas itu seluruhnya telah dikuburkan di Pekuburan Umum Yobar Merauke tepatnya pada lokasi Pekuburan Kristen. Masing-masing dimasukan dalam liang yang berbeda dengan patok dari kayu diatas kuburan itu untuk menandai dengan nama sesuai namanya masing-masing. Tercatat 6 ABK diantaranya diautopsi sedangkan lainnya tidak diautopsi karena kematiannya sama. Outopsi hanya dilakukan bagi 6 korban tewas tersebut karena ditemukan hal yang sama yakni dehidrasi (kekurangan cairan,red) dan ada kadar methanol yang tinggi di dalam tubuhnya. ''Umumnya dehidrasi dan ada kadar methanol (alkohol,red) yang tinggi di dalam tubuh,'' kata Kapolres Merauke AKBP DRs I Made Djuliadi, SH didampingi Kasat Reskrim Iptu Fahrurozi, Selasa (29/7).
Menurut keterangan yang diperoleh dari pihak perusahaan, para korban tersebut dikuburkan sambil dilakukan pemberitahuan kepada keluarganya masing-masing. '
"Nantinya akan digali lagi. Setelah kita dibakar sesuai tata cara agamanya. Nah abunya itu yang nanti dibawa untuk selanjutnya dimakamkan di sana,'' kata salah salah dari pihak perusahaan yang namanya tidak mau disebutkan. (bat/ulo)

Daftar nama yang meninggal
1. Mr Samphao Srinuanram
2. Mr Nuklae Buksum
3. Mr Surachae Saniwong
4. Mr Thawin Muaisaming
5. Mr Bonma Chunram
6. Mr Chan (Vichan Monthadong)
7. Mr Chan Pradaphub
8. Mr Buchan Subseu
9. Mr Khamet Tanabodi (Warga Negara Kamboja)
10. Mr Udom Siriwet
11. Mr Byanma Silitat
12. Mr Sukra Chai
13. Mr Nobpharut Munat
14. Mr Sytchai Thomlo
15. Yanako Dendet
16. Ricardo Udin
17. Chon Sirimane
18. Rafael (WNI, Merauke)

29 Juli 2008

kumpulan Mob

Pace Noge Beli Kelambu Anti Malaria
Semua orang tau kalo di papua itu sarang malaria. Dokter dan perawat Puskesmas sudah kasih penyuluhan untuk mengurangi penyebaran malaria antara lain dengan memakai kelambu.

Tentu pace noge satu ini dia tau dan dia tidak bodok mau mati konyol karena malaria. Pace noge lalu pergi ke kota mau beli kelambu. Sayang dia lupa kata 'kelambu'

Sampe di toko, pace noge bertanya kepada pace Jawa: "Eh, bapa sa mo beli barang yang sa ikat sana,... ikat sini,... trus sa di dalam nyamuk diluar..! Ko mengerti ka tida..."

AKIBAT MINUM AVTUR

Gendut & Pongkreng bekerja pada perusahaan penyalur AVTUR di Jakarta.
Mereka berdua sering mabuk (teler) bersama tiap akhir pekan.
“Ndut, kata orang kalo mau teler yang asyik minum avtur.
Coba, yuk..!!!?” kata Cungkring pada Gendut, teman minumnya, Sabtu sore menjelang pulang kerja.
“Apa gak bahaya, Kreng…??” tanya Gendut heran.
“Katanya, sih gak masalah,” kata pongkreng meyakinkan.
“Kita coba aja sedikit dulu, segelas aja..!” Gendut penasaran tapi agak takut.
Akhirnya mereka mencoba minum segelas. Setelah 5 menit gak ada reaksi yang aneh selain mulai teler, mereka nambah segelas lagi.
Setelah itu mereka tertidur pulas dan bangun pukul 9 malam. Mereka pulang sempoyongan. Esok paginya, di rumah Gendut telefon berbunyi.

“Hallo…!” Jawab Gendut.
“Eh…Kamu, Kring… Ada apa. Masih pusing, nih,” sahut Gendut sambil memegang kepalanya yang masih pusing.
“Ndut, kamu udah kentut belum?” tanya pongkreng.
“Jangan sampai kentut, ya… Pokoknya jangan sampai kentut!” katanya lagi.

Gendut keheranan.

“Emang kenapa Kring, kentut khan biasa. Emang aku belum kentut, sih,”jawab Gendut penasaran.
“Pokoknya jangan kentut…! Tadi aku kentut pas di depan rumah, Sekarang aku di Banjarmasin…!” :-D
Ditulis dalam mop/cerita lucu. 4 Komentar »

DALAM KANGKUNG ADA KUCING

Anak 3 anak kecil, dong crita soal sayur kangkung di dong pu kampung masing-masing.

Anak 1 : "Di sa pu kampung tuh, kangkung besar-besar skali, kalop masak beberapa batang saja, pasti makan sampe kenyang,"

Anak 2 : " Ah, itu kurang, di sa pu kampung, sayur kangkung tuh tikus bisa masuk di dalam," Anak 1 dan 3 heran skali.

Giliran anak ke 3, dia tra mau kalah. Anak 3 : "Kalo di sa pu kampung, tikus tra bisa masuk dalam kangkung,"

Anak 1 dan 2 : "Ah, itu tra hebat, pasti kangkungnya kecil-kecil too,"
Anak 3: "Sabar dulu, kam tau kenapa tikus tra bisa masuk?" Dong dua diam. Trus anak ke 3 lanjut:

"Itu karena di sa pu kampung tuh, dalam kangkung ada kucing


Hahahaha........

Di Edit Oleh Fonefh. N

28 Juli 2008

PERSIWA Tekuk Persitara 2-0


Wamena – Persiwa Wamena berhasil meraih sukses pada laga kandang perdananya setelah menekuk tim tamunya Persitara Jakarta Utara dengan skor 2-0 dalam rangka Liga Super Indonesia di Lapangan Pendidikan Wamena, Jumat (25/7) sore kemarin.Kemenangan Persiwa dipersembahkan oleh O.K Jhon dimenit ke-5 pada babak pertama melalui sundulan kepala Jhon. Gol cepatnya membuat tim tamu seperti penjaga gawang antara tidak percaya melihat gawangnya kebobolan begitu cepat.
Berbekal satu gol yang diraih dengan cepat, Persiwa semakin meningkatkan meningkatkan tempo permainan, serangan dibangun kepertahanan Persitara yang sore kemarin bermain tanpa melakukan latihan dan pengenalan lapangan karena tiba pesawat yang ditumpangi Tim Persitara Jakarta Utara ini tiba terlambat di Wamena sekitar Pukul 13.30 WIT. Akibatnya, tim tamu keteter menghadapi gelombang serangan yang dilancarkan Persiwa. Kendati mendapat serangan bertubi-tubi, tim Persitara berhasil mengimbangi permainan anak-anak Persiwa hingga babak pertama berakhir kedudukan 1-0 untuk kemenangan Tim Persiwa.
Memasuki babak ke dua, Persitara melakukan perlawanan. Di babak kedua kedua tim berusaha bangkit untuk mendapatkan pundit-pundi gol. Demikian juga Persitara berupaya mengejar ketertingalannya, namun sayang ketatnya barisan pertahanan Persiwa serangan yang dibangun pemain-pemain Persitara selalu kandas pada barisan pertahanan Persiwa.
Kendati Persiwa sudah unggul satu kosong, Persiwa terus meningkatkan tempo permainan melalui wing kiri dan wing kanan. Upaya yang dilakukan tidak sia-sia pada menit ke 62 Imanuel Padwa berhasil menyarangkan bola kegawang Persitara melalui tendangan jarak jauh.
Kiper Persitara hanya bisa diam dan membisu memungut bola dari jaringnya. Tertinggal 2 Gol, para pemain Persitara berusaha meningkatkan tempo permainan dengan melancarkan serangan-serangan ke pertahanan Persiwa, tetapi upaya mereka sia-sia akibatnya ketatnya barisan pertahanan Persiwa.
Hingga wasit meniup panjang tanda pertandingan berakhir, skor tidak berubah 2-0 untuk kemenangan Persiwa. Hasil ini menjadi modal menghadapi laga kandang Persiwa berikutnya menghadapi Persib pada 1 Agustus mendatang.**

PERSIPURA Papua Menang Tipis atas PERSIB Bandung


Jayapura – Skuad Persipura kembali membuktikan diri sebagai salah satu tim yang tangguh pada Liga Super Indonesia, setelah pada pertandingan perdana di stadion Mandala berhasil mengalahkan tamunya Persib Bandung dengan skor akhir 1-0, Minggu (27/7). Ketangguhan Tim Mutiara Hitam ini sudah teruji, dimana sebelum menghadapi Pesrib, Jack Komboy Dkk berhasil mengalahkan Tim tangguh PSMS Medan 2-1 di hombes PSMS di Jakarta baru-baru ini. Kemenangan dua kali ini membuktikan bahwa Tim Persipura bukan hanya jago kandang dan kemenangan ini menjadi modal dalam menghadapi pertandingan berikutnya.
Kendati pada laga kali ini Persipura tidak diperkuat dua pemain asing yakni Albeto Gonsalves dan Jeremiah yang merupakan pemain andalannya, namun dengan mengandalkan pemain-pemain local Persipura mampu merepotkan barisan Pertahanan Persib yang dikawal oleh Maman Abdurahman dkk.

24 Juli 2008

Cara Mengembalikan Kembali File Word Atau Excel Yang Menjadi Exe

Cara Mengembalikan Kembali File Word Atau Excel Yang Menjadi Exe

Virus yangg membuat File .doc atau .xls berubah jadi .exe. Cara mengembalikan kembali file word atau excel yang menjadi exe, dengan langkah seperti dibawah ini.

Langkah-langkah :

1. Buka Task Manager dengan menekan tombol (ctrl+alt+del) secara bersamaan
2. Klik Processes, lalu cari file bernama kspoold.exe
3. Lalu klik End Process, lalu OK
4. Masuk di drive C:windows/system32
5. Cari file bernama kspoold
6. Lalu hapus

Langkah-langkah penyelamatan file .doc/.xls yg telah berubah jadi .exe. (untuk review saja, virus ini hanya merubah file di flash disk)

1. Buka flash disk
2. Cari semua file .doc/.xls yang telah berubah jadi .exe
3. Double klik satu demi satu file yang telah berubah jadi exe, setelah itu tutup kembali. file .doc/.xls tadi akan berubah lagi jadi .doc dan tidak akan berubah lagi jadi .exe . karena file induk virus yg bernama kspoold tadi telah di hapus. anak virus ini gak bisa nginstall dirinya lagi ke komputer anda, karena virus ini bisa hidup jika file induk virus ini masih ada.


Smoga bermanfaat ya...

16 Juli 2008



PEMEKARAN DOGIYAI SARAT MASALAH

Jogjakarta, KabarPapua.Com

- Forum Komunikasi Mahasiswa asal Kabupaten Nabire (FKMN) se-Jawa dan Bali menilai rencana pemekaran kabupaten Dogiyai dari kabupaten induk Nabire sarat masalah. "Rencana pemekaran Dogiyai itu bermasalah.


Yang pertama, tidak memenuhi syarat. Syarat itu banyak, baik SDM, wilayah, penduduk dan persoalan sosial lainya. Kedua, rencana pemekaran itu tidak aspiratif atau tidak demokratis. Ketiga rencana pemekaran itu merupakan peran kepentingan elit politik lokal untuk mengamankan kepentingannya," demikian kata Yakobus F. Dumupa dalam diskusi FKMN wilayah Yogyakarta, beberapa pekan lalu.

Ketua FKMN korwil Yogya, Blasius Waine, mengatakan, apabila sebuah kabupaten ingin dimekarkan maka harus didahului dengan uji kelayakan. Bagaimana sumber daya manusianya, letak geografisnya, penduduknya, dan harus melihat juga keberhasilan pembangunan kabupaten induk. Selain itu, kemampuan kabupaten induk untuk membiayai selama pembangunan awal. Langkah, selanjutnya, hasil uji kelayakan diseminarkan bersama untuk melihat kekurangan dan kelebihannya. Namun rencana pemekaran Dogiyai belum melakukan hal ini dan banyak syarat lainnya belum terpenuhi.

Lebih lanjut, Waine yang adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pemerintahan Masyarata Desa (STPMD), Yogyakarta ini menegaskan, yang lebih penting adalah analisis lebih jauh dari aspek sosial, baik sisi negatif dan positif bagi masyarakat. Terutama akses masyarakat terhadap segala bidang kehidupan. Karena jangan-jangan ide yang mulia ini justru mengantarkan masyarakat pada suatu kehancuran. Dari aspek sosial yang lebih menyedihkan adalah apabila dengan pemekaran ini terjadi marginalisasi segala bidang. Selain itu, dikawatirkan juga munculnya konflik antarmasyarat seperti daerah-daerah pemekaran baru di Papua.

Untuk mananggapi masalah yang sama, FKMN se-Jawa Bali juga berunjuk rasa di depan Gedung Departemen Dalam Negeri beberapa waktu lalu. Dalam aksi itu, Marten Goo, masyarakat belum siap untuk menerima pemekaran, luas daerah amat sempit dan pegunungan sehingga penataan kota tidak mendukung.

Yang lebih penting adalah analisis lebih jauh dari aspek sosial, baik sisi negatif dan positif bagi masyarakat. Terutama akses masyarakat terhadap segala bidang kehidupan. Karena jangan-jangan ide yang mulia oleh para elit lokal ini justru mengantarkan masyarakat pada suatu kehancuran. Dari aspek sosial yang lebih menyedihkan adalah apabila dengan pemekaran ini terjadi marginalisasi segala bidang.

15 Juli 2008

AIDS, Awas Daerah Pedalaman

Kompas :
samuel oktora dan b josie susilo hardianto


Kasus HIV/AIDS saat ini kian mengkhawatirkan. Penyakit mematikan itu menjadi momok bagi warga Papua. Bahkan kini penyebarannya ditengarai sudah merambat jauh ke pedalaman, bukan hanya di kota.Mengejutkan! Data terakhir 30 Juni 2007 yang dikeluarkan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Dinas Kesehatan Nabire menyebutkan, di kabupaten itu tercatat 420 kasus HIV. Dari jumlah itu, 392 orang terkena AIDS, dan 28 orang positif terinfeksi HIV. Pengidap paling banyak rata- rata di usia produktif, yaitu 20-29 tahun. Di wilayah Papua, posisi Nabire kini berada di peringkat ketiga setelah Mimika dan Merauke. Sebelumnya, Nabire masih di bawah Biak. Penyebaran dan peningkatan drastis kasus HIV membuat warga suku Mee di Desa Bomomani, daerah pedalaman di Distrik Mapia, Nabire, pun semakin khawatir jika suku mereka "dihabisi" penyakit itu. Sebagai catatan, suku Mee sendiri berdiam di dataran Kamu dan Mapia, jauh di pegunungan. Bomomani berada di daerah pegunungan yang jaraknya 185 kilometer dari Kota Nabire, dengan ketinggian sekitar 1.493 meter di atas permukaan laut (dpl). Saat ini jumlah penduduk Desa Bomomani 411 keluarga atau 1.700 jiwa.

"Indikasi penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman seperti Bomomani cukup kuat. Hal itu bisa dilihat dari kehidupan seks bebas yang tampaknya kian meluas. Menurut umat, ada yang SD atau SMP sudah terlibat seks bebas," tutur Pastor Paroki Maria Menerima Kabar Gembira Bomomani Romo Yohanes Ferdinand. Menurut Romo Ferdinand, salah satu faktor penyebab merebaknya seks bebas di pedalaman adalah karena anak-anak perempuan di kawasan itu mudah terpesona dengan bujuk rayu dan iming-iming uang/harta. "Itu karena faktor kemiskinan orangtua yang tak mampu memenuhi kebutuhan anak, maupun sekolahnya. Ketika datang laki-laki dengan rayuan uang, bahkan cuma Rp 20.000, anak- anak perempuan di sini mudah terbujuk," ungkap Romo Ferdinand. Untuk membendung arus penyebaran HIV/AIDS di daerah pedalaman, Romo Ferdinand akan berusaha kembali menegakkan aturan-aturan adat. Langkah itu mendapat dukungan warga. Sebab, mereka khawatir lancarnya lalu lintas Nabire-Bomomani-Moanemani-Waghete-Enarotali akan menambah cepat persebaran kasus HIV/AIDS.

Tokoh masyarakat Desa Bomomani Amandus Iyai juga prihatin dengan merebaknya kasus HIV/AIDS hingga ke pedalaman. "Padahal, para tokoh adat, pemimpin agama, maupun pemerintah tak kurang dalam memberikan sosialisasi dan nasihat. Tapi memang remaja dan pemuda sekarang makin sulit diatur," katanya. Komisi Penanggulangan AIDS http://www.aidsindonesia.or.id By National AIDS Commission of Indonesia! Generated: 15 July, 2008, 19:35 Menurut dia, aturan adat dan pengajaran agama sebenarnya sangat kuat. Warga pun umumnya taat. Akan tetapi, pengaruh dari kota juga kuat, termasuk dari anak-anak pedalaman yang sering turun ke kota. Untuk itu, Iyai meminta instansi terkait seperti petugas puskesmas, rumah sakit, dan dinas kesehatan tidak merahasiakan identitas atau keberadaan pengidap. Bahkan, mereka minta supaya pengidap HIV/AIDS dikucilkan atau dilokalisasi.
"Kami ini amat awam soal AIDS. Kami tak mengetahui bagaimana caranya menangani mereka (pengidap), sehingga lebih baik pemerintah membangun satu tempat khusus untuk mereka, dan indentitasnya juga jangan dirahasiakan," tutur Iyai. Meski akan sangat sulit direalisasikan, ketakutan Iyai itu mungkin beralasan. Youth Specialist HIV dan AIDS Project Concern International (PCI) Nabire Krisna Tohariadi menyebutkan, berdasarkan temuan Dinas Kesehatan Provinsi Papua, dari sekian banyak kasus HIV/AIDS, pengidap terbesar adalah suku Mee. Diduga, perilaku seks bebas yang saat ini menjangkiti pemuda-pemudi suku itu menjadi pintu masuk penyebaran penyakit berbahaya itu.

Untuk itulah, PCI terus menggalakkan penyuluhan soal pencegahan HIV/AIDS di pedalaman. PCI adalah lembaga yang bergerak dalam bidang kesehatan dan membantu pemerintah dalam memfasilitasi pencegahan kasus HIV dan AIDS di Nabire, Paniai, dan Sorong. Salah satu programnya adalah pelatihan bagi remaja luar sekolah.Menurut Tohariadi, upaya yang sekarang intensif dilakukan bersama Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Nabire adalah memberikan informasi dasar tentang HIV/AIDS kepada 40 remaja luar sekolah di Gereja Maria Menerima KabarGembira Bomomani, Rabu (15/8). Remaja luar sekolah itu kelompok paling rentan terkena HIV/AIDS," ucap Youth Specialist HIV dan AIDS PCI Nabire itu. Faktor pendidikan Sementara itu dari pandangan siswa SMA, seperti yang dikemukakan Auvince Wenda dan Albertha Madai, siswa kelas XI SMA Adi Luhur Nabire, penyebaran HIV/AIDS yang makin memprihatinkan di Papua salah satu faktornya adalah pendidikan yang rendah. "Dengan pendidikan rendah, mereka mudah terpengaruh lalu terjerumus ke seks bebas," ungkap Wenda. Wenda juga mengharapkan pemerintah atau instansi berwenang menertibkan kerumunan atau kumpulan anak-anak muda, terutama pada waktu malam hari. Sebab dari aktivitas itulah biasa berujung seks bebas. Komisi Penanggulangan AIDS http://www.aidsindonesia.or.id By National AIDS Commission of Indonesia! Generated: 15 July, 2008, 19:35

"Ada juga karena faktor ekonomi. Orangtua tak mampu, lalu anak-anak putus sekolah," katanya.Madai kemudian bercerita kasus temannya. Karena orangtua tidak mampu, teman itu bekerja mencari uang. "Ia lalu sering tidur di rumah temannya, entah itu laki-laki atau perempuan," ujar Madai. Pengajar SMA Adi Luhur Nabire Adolf Bramandita AN mengatakan, perilaku seks bebas di kalangan remaja dan pemuda Nabire amat memprihatinkan. Mereka berbuat itu tak mengenal tempat. Termasuk apa yang pernah dilihatnya di depan jendela rumahnya."Halaman di depan rumah saya itu seperti lokasi pendaratan UFO saja. Begitu lampu saya matikan, mereka bubar," kata Bramandita.Menurut Bramandita, fenomena seperti itu karena adanya problem identitas pribadi akibat pola kehidupan yang tidak terkontrol dengan baik. Salah satu kasus adalah kehidupan keluarga yang orangtuanya menikah lagi, sehingga kontrol terlepas pada anak-anaknya. "Untuk itu, ia mengusulkan dibangunnya indentitas pribadi remaja pedalaman. Salah satu cara yang coba dilakukan di sekolah Bramandita adalah dengan kegiatan ekstra kurikuler tentang HIV/AIDS sejak tahun 2005. "Kami juga akan mengadakan seminar yang diselenggarakan oleh anggota ekskul tersebut, dengan mengundang peserta dari sekolah lain. Kami juga akan mengajukan proposal ke KPAK, sejauh mana respons mereka. Sebab,tentunya, dari dana APBD diprioritaskan untuk penanggulangan HIV/AIDS," kata Bramandita.supaya yang dilakukan Bramandita dan kawan-kawan tentu saja tidak akan bisa segera menyelesaikan soal. Pemerintah, gereja, dan aktivis kesehatan tentu harus bahu-membahu....



Komisi Penanggulangan AIDS
http://www.aidsindonesia.or.id By National AIDS Commission of Indonesia! Generated: 15 July, 2008, 19:35